Kamis, 03 September 2015 Comments: (0)

Untukmu,yang tak pernah mungkin membaca ini.


Aku hanya mengikuti saja tangan yang menggandengku,tapi bukan hati.
Perlahan,satu degup..dua degup..tiga degup..
Kau telah membuatnya berubah hingga ia lupa bahwa ia sedang menggandeng tangan. Kemarin tanpa bersua, aku merindukanmu bahkan terlalu menikmatinya. Hingga tak sadar terlena dikunyah nelangsa.

Pukul 8 pagi,terheran melihat ada namamu dalam deretannya tentu saja lagi-lagi aku hanya mengikuti alur.
Selalu saja datang,mungkin karena aku merindukanmu, wahai pecinta langit sore.

Satu hari..
Dua hari..
Tiga hari..
Tak ada lagi sua-mu
(Lagi-lagi aku mengikuti alur)

Pergilah "merah jamu" datanglah "sahabatku"